Tan Malaka dan Persatuan Perjuangan: ‘Jacobin’ Versi Indonesia?

Tan Malaka meyakini bahwa teori Marxis tak akan berfungsi tanpa mengadaptasikannya dengan kondisi sosio-psikologis massa.

Dalam revolusi nasional, ada suatu faksi politik yang peranannya jarang dipahami sepenuhnya, yaitu Persatuan Perjuangan yang diinisiasi oleh Ibrahim Tan Malaka (1896-1949).

Sebagai oposisi terorganisir pertama dalam sejarah republik Indonesia, mereka mewakili aspirasi radikalisme republikan sebagaimana terekspresikan dari program minimumnya ‘merdeka seratus persen’.

Implikasi sikap politik tersebut bukan saja berarti penolakan kompromi dengan penjajah, namun juga terhadap golongan-golongan yang berperan sebagai perpanjangan kuasa negara kolonial dan eksploitasi ekonominya.

Meski berusia singkat (Januari-Juli 1946), Persatuan Perjuangan berhasil menarik dukungan luas di kalangan milisi pemuda dan tentara reguler, selain ikut mengorganisir berbagai aksi ‘revolusi sosial’ melawan elite tradisional termasuk gerakan anti-swapraja (anti-kerajaan) yang berpusat di Surakarta (Solo). Tesis tentang peran sentral Tan Malaka dan kelompoknya dalam revolusi Indonesia mulai dikaji oleh kesarjanaan Barat tentang Indonesia setelah publikasi karya Ben Anderson ‘Java in a time of Revolution : Occupation and Resistance, 1944-1946’ (1972).

Mahakarya Anderson juga menginspirasi serangkaian studi mengenai radikalisme anti-feodal dalam revolusi Indonesia, dari kajian Anthony Reid mengenai revolusi sosial di Aceh dan Deli Serdang (1979), maupun Anton Lucas mengenai ‘Peristiwa Tiga Daerah’ di pesisir utara Jawa Tengah (1989).

Gejala yang serupa dengan ‘Jacobinisme’ dalam revolusi Prancis ini dapat ditelusuri kemunculannya pada gerakan protes yang diorganisir oleh sayap-kiri Sarekat Islam. Suatu ciri khas dari radikalisme tersebut adalah upaya untuk membangun aliansi, atau bahkan aliran (ideologis) baru Islam-Marxis sebagaimana terlihat dalam pemikiran sosok-sosok seperti Haji Muhammad Misbach, Mas Marco Kartodikromo selain Tan Malaka sendiri. Kita akan melihat sejumlah kesejajaran antara gagasan tokoh-tokoh ini dengan ideal-ideal Jacobin dan neo-Jacobin/Bolshevik dalam revolusi Prancis dan Rusia yang mengkaitkan visi masyarakat egaliter dengan reformasi moral secara lebih mendasar.

Jacobinisme dan Leninisme

Dibentuk tahun 1790, klub Jacobin pada awalnya mewadahi para cendekiawan dan aktivis dalam spektrum ideologis yang beragam, namun kemudian identik dengan radikalisme demokratik yang mendukung demokrasi langsung ala Rousseau. Maximillien Robespierre (1758-1794), ideolog utama gerakan Jacobin Prancis merupakan sosok yang kontradiktif: antipati terhadap kerajaan dan gereja sekaligus moralis puritan; ia mendukung pemerintahan terpusat, mengingat federalisme atau bentuk demokrasi yang terdesentralisasi akan membuka peluang bagi restorasi monarki.

Sadar bahwa revolusi Prancis mendorong dekristianisasi dan ateisme, Robespierre mendukung ditegakkannya agama sipil baru (‘Cult of the Supreme Being’) dengan ia sendiri sebagai imam besarnya. Kediktatoran Jacobin runtuh dalam kudeta Thermidor/Juli 1794, setelah pemerintahan terornya menjadi mimpi buruk bagi Eropa. Istilah jacobinisme sebagai kosakata politik kemudian bermakna peyoratif, dan tak terlepas dari tulisan pastor Jesuit, Augustin Barruel ‘Memoir illustrating the history of Jacobinism’ (1797).

Barruel menggambarkan Jacobin sebagai ’konspirasi kaum intelektual’ yang terkoneksi melalui loji-loji masonik, dengan tujuan menjatuhkan otoritas gereja Katolik dan monarki Eropa. Tulisan ini menjadi literatur konspirasi klasik yang menempatkan Jacobin sebagai pendahulu dari berbagai aliran sosialisme revolusioner – komunisme dan anarkisme – melalui jejaring perkumpulan-perkumpulan masyarakat rahasia.

Sejak revolusi Eropa 1848 dan Paris Commune 1871, Jacobinisme menjadi model bagi pemerintahan revolusioner di mana kaum (intelektual) borjuis mengambil peran sentral untuk menggerakkan kelas pekerja urban. Berbeda dengan Marx-Engels yang menubuatkan bahwa revolusi akan terjadi secara natural seiring krisis dalam sistem kapitalisme, Lenin dalam ‘What Is To Be Done?’ (1902) mengamati bahwa kaum pekerja tidak cukup memiliki kesadaran kelas ataupun akan bergerak sendiri – dan apabila dibiarkan untuk memilih, maka mereka akan cenderung menempuh jalan reformis. Revolusi akan menjadi suatu praksis yang mengintegrasikan filsafat revolusi yang solid dengan penciptaan kediktatoran revolusioner atau ‘sentralisme demokratik’ oleh satu partai pelopor (Bolshevik).

Dikutip dalam buku ‘Jacobins and Utopians : The Political Theory of Fundamental Moral Reform’ karya George Klosko (2003), Trotsky menyebut posisi Lenin sebagai ‘Jacobin’ dengan sejumlah karakteristik utama. Pertama, gagasan tentang masyarakat ideal. Kaum Jacobin mengambil referensi dari Rousseau bahwa kejahatan manusia berakar dari ketidaksetaraan dan bahwa penghapusan monarki/feodalisme akan menjadi pemulihan moral dan ‘kebajikan’.

Kedua, kurangnya kepercayaan akan potensi mayoritas untuk mewujudkan ideal-ideal pada poin pertama. Ketiga, penekanan pada peran sekelompok kecil individu (intelektual) yang berkomitmen, dan mampu merumuskan serta mewujudkan masyarakat ideal. Keempat, dukungan bagi kelompok kecil ini untuk merebut kekuasaan negara, dan menggunakan negara untuk melakukan re-edukasi (baca: indoktrinasi) masyarakat.

Misbach, Tan Malaka dan Sintesis Marxisme-Islam

Dalam sejarah Indonesia, setidaknya terdapat dua momen ketika revolusi sosial sayap kiri melibatkan kelompok-kelompok Islam, yaitu pemberontakan tahun 1926-27 dan aksi-aksi masa ‘bersiap’ di tahun 1945-46. Mereka dapat dikategorikan sebagai bentuk lain Jacobinisme karena sejumlah alasan:

Pertama, ide pembebasan dari eksploitasi dan ketidaksetaraan dalam bentuk feodalisme (lokal) yang menjadi perpanjangan sistem kolonial; kedua, identifikasi gagasan revolusioner tertentu dengan perbaikan moral masyarakat, dimana kapitalisme dilihat sebagai sumber kerusakan moral/dosa dalam ajaran Islam; ketiga, seruan konfrontasi total melawan musuh eksternal atau kontra-revolusi – yang mendapat dukungan kuat dari para pemimpin militer.

Upaya menautkan atau menciptakan sintesis Marxisme dan Islam, yang cukup umum di tahun 1920-an, penting untuk memahami fenomena seperti gerakan Persatuan Perjuangan yang menarik unsur nasionalis sayap-kiri, Islam maupun militer untuk mendukung kemerdekaan penuh, ataupun dalam ’nasakom’ Sukarno semasa Demokrasi Terpimpin.

Haji Misbach sebagai eksponen utama aliran Marxisme Islam, muncul dalam atmosfer sosialistik di lingkungan Sarekat Islam, di mana keyakinan bahwa Islam hadir sebagai upaya menegakkan kesetaraan dan keadilan sosial diterima secara luas. Misbach mewakili kalangan modernis Islam yang menyadari pentingnya Islam sebagai kekuatan pembebasan sekaligus Marxisme sebagai landasan teori revolusi. Pemikirannya terartikulasikan dalam sejumlah artikel dalam organ jurnalisme bentukannya, ‘Medan Moeslimin’ dan Islam Bergerak’ yang masing-masing dibentuk tahun 1915 dan 1917.

Sebagai contoh dalam terbitan Islam Bergerak November 1922, Misbach menyerukan bahwa ‘penghancuran terhadap kebebasan rakyat – oleh penghisapan dan keserakahan kapitalisme dan imperialisme – adalah penghancuran moral dan iman kepada Allah’. Ia mengecam dan kemudian menyatakan keluar dari Muhammadiyah karena menganggap organisasi Islam modernis itu terlalu pasif, tak sepenuh hati dalam penentangannya terhadap negara kolonial.

Sementara itu Tan Malaka sebagai pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) antara tahun 1921-1922 sekaligus wakil Indonesia di Komintern menjadi penganjur aliansi Komintern dengan pan-Islamisme karena sejumlah alasan. Di satu sisi, ia mengemban kebijakan Leninis untuk mewujudkan revolusi antikolonial dengan merangkul borjuasi nasional. Namun Tan Malaka meyakini bahwa teori Marxis tak akan berfungsi tanpa mengadaptasikannya dengan kondisi sosio-psikologis massa, dan kenyataan bahwa Indonesia tidak memiliki baik kelas pemodal bumiputra yang kuat maupun populasi kelas pekerja urban sebagai agen revolusioner seperti dimaksud oleh Marx. Di negeri jajahan, hanya ada sebagian besar populasi ‘lumpen-proletariat’ atau rakyat-jelata (‘murba’, kaum kromo atau marhaen) melawan feodalisme dan kapitalisme kolonial, yang tidak memiliki kesadaran kelas namun berpotensi untuk digerakkan oleh sentimen keagamaan ataupun pemimpin populer-karismatik.

Dengan pertimbangan demikian, orientasi Tan Malaka kemudian diarahkan pada kampanye politik untuk persatuan komunisme-Islam, dan upaya persisten menterjemahkan term-term Marxian ke dalam pandangan-dunia Islami ataupun sebaliknya, seperti dalam risalah pendek ‘Massa Actie’ (1926) atau ‘Madilog’ (1943). Tulisan terakhir adalah semacam pembacaan materialis dialektis terhadap sejarah Indonesia dalam evolusi peradaban global, dimana Islam dilihat sebagai ajaran rasional-egalitarian, antitesis dari Hindu-Jawa yang hierarkis.

Menurut Tan Malaka, ada suatu tradisi ‘Indonesia asli’ sebagai masyarakat maritim yang independen dan kompetitif, namun Hinduisme dengan sistem kastanya menyebabkan kemunduran menuju sikap mental yang mendukung feodalisme dan penjajahan. Bagaimanapun, gagasan Tan Malaka yang tidak ortodoks itu telah menyebabkannya dikucilkan di kalangan komunis internasional sebagai ‘revisionis’ dan ‘Trotskyis’ dan kemudian membangun kelompoknya sendiri, PARI (Partai Republik Indonesia) – embrio dari Persatuan Perjuangan dan Partai Murba.

Revolusi Total Persatuan Perjuangan

Selain Marxisme, ada dua aliran yang dapat disebut sebagai sumber sentimen anti-feodal di Indonesia: nasionalisme yang berbasis kultural Melayu-Minangkabau, dan populisme Islam secara umum. Jika yang pertama muncul sebagai oposisi terhadap Jawa-sentrisme serta cenderung mengidealkan ‘demokrasi pedesaan’ yang voluntaris dan otonom, maka aliran kedua merupakan efek dari polarisasi tradisi versus agama setelah penaklukan/pasifikasi oleh negara kolonial.

Namun di antara kelompok-kelompok anti-feodal tersebut juga terdapat ketidaksepakatan antara kubu revolusioner (‘Jacobin’) dengan reformis (‘Girondin’) – untuk membandingkannya dengan situasi di Prancis. Kubu pertama diwakili oleh kelompok Tan Malaka dan sebagian besar PKI underground (Widarta cs), sementara yang kedua oleh kelompok Sjahrir.

Selama tahun 1945 hingga 1948, Tan Malaka menulis sejumlah risalah revolusioner yang menyeru pada revolusi untuk mencapai kemerdekaan penuh dengan memberi penekanan pada aksi massa dan perjuangan bersenjata. Ia menolak diplomasi jika itu berdampak pada tidak tercapainya ‘kemerdekaan seratus persen’, tetap berkuasanya kapital asing sehingga secara ekonomi Indonesia masih berada dalam situasi semi-kolonial seperti halnya negara-negara Amerika Latin.

Dalam visi Tan Malaka, idealnya Indonesia menjadi bagian dari blok revolusioner negara-negara Asia (‘Aslia’) dengan menjalin aliansi bersama Vietnam dan Cina. Sebaliknya, Sjahrir dalam ‘Perjuangan Kita’ menyatakan ketidakpercayaannya pada militansi kaum pemuda yang sebagian besar direkrut Jepang; pembebasan nasional dan transformasi demokratik harus dipimpin oleh kaum intelektual berpikiran jernih, bersifat gradual dan strategis-terencana karena jika tidak akan menjerumuskan negara dalam anarki dan tirani (ia merujuk pada revolusi Prancis). Kunci tercapainya kemerdekaan Indonesia lebih terletak pada kemampuan Republik baru itu untuk meraih simpati kekuatan-kekuatan utama global, serta kerjasama internasional dengan elemen-elemen progresif di antara negara-negara bekas jajahan.

Program ‘merdeka seratus persen’ dari Persatuan Perjuangan itu mendapat dukungan luas di kalangan laskar-laskar bersenjata (seperti kelompok Bung Tomo), tentara reguler di bawah Sudirman bahkan organisasi Islam seperti Masjumi. Situasi genting akibat kedatangan tentara Sekutu (Inggris-Australia) untuk memulihkan otoritas kolonial menyebabkan paranoia umum, sehingga opsi diplomatik pada saat itu menjadi tidak populer.

Seperti halnya republik Prancis yg dikepung koalisi monarki-monarki Eropa pada tahun 1792-93, revolusi Indonesia segera meletup dalam aksi-aksi ‘bersiap’, penculikan hingga pembunuhan terhadap berbagai kelompok yang dianggap pro-kolonial atau kontra-revolusi. Selain Amir Sjarifuddin yg menjadi perdana menteri (Juli 1947-Februari 1948) agaknya hanya Tan Malaka tokoh kiri Indonesia yang memiliki pengaruh dalam tubuh militer Indonesia – meski ini dikaburkan dari sejarah semasa Orde Baru berkuasa.

Tidak sedikit visi dari Persatuan Perjuangan – pembentukan front persatuan nasional lintas ideologis, dan pembentukan blok antikolonial trans-nasional – menyerupai apa yang dilakukan Sukarno pada 1960-an. Itu semua terjadi sebelum perpecahan permanen gerakan kiri dengan Islam, dan rivalitas sengitnya dengan militer menyusul Madiun Affair 1948. Peristiwa Juli 1946, seperti juga Thermidor di Prancis, mengubah arah revolusi Indonesia.

Catatan Penutup

Tulisan ini bukan dimaksudkan sebagai sejarah ide baru tentang Tan Malaka yang jelas sudah sangat banyak dilakukan; Bagi saya ini merupakan bagian dari rangkaian penelusuran komparatif lebih jauh tentang sejarah revolusi/dekolonisasi Indonesia dalam perbandingan dengan revolusi di Eropa.

Revolusi Indonesia bersifat unik karena ia didirikan atas dasar sejumlah gagasan serupa dengan yang mendorong revolusi-revolusi di dunia Barat, namun dalam historiografi arus-utama nyaris tidak pernah ditampilkan lebih dari perjuangan untuk pembebasan nasional dan pengalihan kekuasaan dari negara kolonial lama.

Sedikitnya diskusi tentang ide demokrasi, republikanisme dan kaitannya dengan pandangan-pandangan tradisional lama terkait monarki atau feodalisme dan bagaimana itu mempengaruhi jalannya revolusi nasional menyebabkan sulitnya kita memahami proses pembentukan nation-state Indonesia dalam konteks global.

Kemudian, terkait dengan menguatnya peran politik militer dan penciptaan negara pembangunan otoritarian Orde Baru, banyak pengamat melihat itu sebagai gejala ‘fasisme’. Menurut saya, mengingat cukup kuatnya kesalinghubungan antara politik militer tahap awal dengan populisme sayap-kiri ala Jacobin, maka konsep yabg mungkin lebih tepat adalah ‘Bonapartisme’ – fenomena bagaimana sentralisasi kekuasaan dan dinasti politik dimungkinkan dengan menunggangi dan melakukan penelikungan terhadap politik kiri dengan dalih ‘menyelamatkan’ revolusi.

Referensi:
Benedict Anderson, ‘Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa, 1944-1946’, Marjin Kiri, 2018
George Klosko, ‘Jacobins and Utopians, ‘The Political Theory of Fundamental Moral Reform’, University of Notre Dame Press, 2003
Lin Honxuan, ‘Sickle as Crescent: Islam and Communism in the Netherlands East Indies, 1915-1927’, Studi Islamika, Vol 25 No 2, August 2018
Oliver Crawford, ‘The Political Thought of Tan Malaka, Trinity College University of Cambridge, Desember 2018 (PhD Dissertation)

145 Comments on “Tan Malaka dan Persatuan Perjuangan: ‘Jacobin’ Versi Indonesia?”

  1. Готовы на проститутки вызов выезд, чтобы организовать вечер по своему вкусу? Ознакомьтесь с анкетами девушек на нашем сайте и выберите ту, которая подарит вам максимум удовольствия. Быстрая организация встречи, полная конфиденциальность и комфорт — это наши приоритеты.

  2. Ищете, как организовать вызов проститутки недорого? Мы собрали анкеты девушек с доступными ценами и высоким качеством услуг. Независимо от вашего бюджета, каждая встреча будет наполнена страстью и вниманием. Ваша безопасность и конфиденциальность — наш приоритет.

  3. Мультфильмы приключения — это отличная возможность для всей семьи провести время за просмотром красочных и увлекательных историй. Здесь представлены анимационные фильмы, которые порадуют как детей, так и взрослых своими захватывающими сюжетами и поучительными моментами. Смотрите мультфильмы, которые объединяют и создают теплые воспоминания.

  4. Для любителей новых ощущений премьеры фильмов — это настоящее событие. Узнайте первыми о новинках кино, которые уже завоевали внимание зрителей по всему миру. Каждый фильм обещает уникальную историю и впечатления. Устройтесь поудобнее, запаситесь попкорном и готовьтесь к вечернему сеансу с новыми хитами.

  5. Мечтаете о деньгах без переплат? Займ без процентов на карту доступен каждому с 18 лет! Мы собрали более 30 надежных МФО с минимальными требованиями — нужен только паспорт. Суммы от 1 до 30 тысяч рублей помогут вам справиться с любыми задачами, вернуть вовремя и улучшить кредитную историю.

  6. На сайте https://lordfilmz.pro/ ознакомьтесь с интересными, увлекательными фильмами, которые создадут отличное настроение. Посмотрите документальные, комедии, мелодрамы, ужасы, триллеры, фэнтези, военные, дорамы. Здесь представлено и многое другое, что подарит радость от просмотра. Регулярно добавляются новинки, которые помогут провести время интересно, ярко и незабываемо. Просматривать фильмы получится в кругу друзей, на смартфоне либо планшете или компьютере. Вам будут интересны и подборки.

  7. Задумались, как доставить груз из Турции в Россию? С AntikKargo все проще простого. Мы берем на себя все хлопоты, обеспечивая быструю и безопасную доставку по отличной цене. Профессиональный подход и внимательное отношение к каждому грузу — наш стандарт. Доверяйте лучшее профессионалам.

  8. Доставка товара из Турции в Россию цена должна быть разумной и прозрачной. AntikKargo предлагает отличные тарифы без скрытых расходов. Мы делаем процесс простым и понятным, предлагая услуги высокого качества. Ваша выгода и комфорт — наш приоритет. Доверьтесь нам и ощутите разницу в обслуживании.

  9. Цена доставки груза из Турции в Россию зависит от типа груза и выбранного вида транспорта. AntikKargo предлагает экономически выгодные и безопасные решения. Мы обеспечиваем надежное сопровождение груза с учетом всех требований и обеспечиваем сохранность товаров. Оперативность и гибкость условий делают сотрудничество с нами разумным выбором для вашего бизнеса.

  10. Right here is the right web site for anybody who wants to understand this topic. You understand a whole lot its almost hard to argue with you (not that I really would want to…HaHa). You definitely put a new spin on a subject that’s been written about for many years. Wonderful stuff, just great!

    вавада вход

  11. На forkpart.ru выполняется ремонт двигателей погрузчиков, включая диагностику, замену неисправных узлов и профилактическое обслуживание. Мы понимаем, насколько важно поддерживать двигатель в рабочем состоянии, поэтому используем только качественные детали и проверенные методы. Наша команда обеспечивает точную диагностику и минимальные сроки ремонта, чтобы ваша техника не простаивала.

  12. Детям срочно понадобилась форма для школы, а в кошельке пустота. Ну и что, что у меня пара просрочек? В Telegram-канале Займы без отказа на карту обещали займы даже для таких, как я. Все МФО из “Реестра ЦБ” и никаким коллекторам ничего не передают. Отправила заявки и через 10 минут получила одобрение. Теперь дети в новой форме, а я в хорошем настроении!

  13. Forkpart.ru — это место, где купить вилочные погрузчики можно быстро и просто. В каталоге представлены модели для любых задач: от компактных вариантов для складов до мощных машин для промышленного применения. Мы сотрудничаем с ведущими брендами и предлагаем только надежную технику. Все погрузчики имеют гарантию и готовы к эксплуатации.

  14. Rely on BWER Company for superior weighbridge solutions in Iraq, offering advanced designs, unmatched precision, and tailored services for diverse industrial applications.

  15. Jogue Fortune Tiger e descubra como ganhar premios incriveis! Desfrute de um jogo emocionante com rodadas gratis, multiplicadores e grandes jackpots.
    jogo do tigrinho

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *