SOSIALISME TEKNOKRATIK: Dari Saint-Simon ke Fabianisme

Dalam sejarahnya, baik ide sosialisme maupun teknokrasi merupakan anak-anak dari Revolusi Industri. Jika berbagai aliran sosialisme muncul sebagai respon kritis terhadap relasi timpang, eksploitatif antara kaum pemodal atau pengusaha industri dengan kelas pekerja, maka teknokrasi merupakan manifestasi ideal tata kelola negara dan masyarakat menghadapi industrialisasi.

Pada abad keduapuluh, teknokrasi umumnya dihubungkan dengan kapitalisme-industrial ‘etatis’ dan/atau keberadaan negara-negara pembangunan otoriter. Dengan demikian, adalah jamak untuk mempersepsikan prinsip teknokratik sebagai bertentangan dengan ide sosialis atau demokrasi ekonomi.

Namun di Eropa abad kesembilan belas telah muncul varian sosialisme yang menganjurkan bentuk negara teknokrasi sebagai suatu tahapan untuk mewujudkan masyarakat egaliter dan sejahtera. Beberapa di antara varian-varian yang cukup mewakili pemikiran tersebut adalah aliran para pengikut Saint-Simon di Prancis dan perkumpulan Fabian di Inggris. Keduanya berperan penting dalam modernisasi koloni Prancis maupun Inggris Raya/Britania di Afrika dan Asia, sekaligus peletak dasar bagi implementasi sains untuk keperluan rekayasa sosial – yang menjadi umum di antara negara-negara kesejahteraan Eropa.

Saint-Simon: Industrialisasi dan Sosialisme Utopian

Claude Henri de Saint-Simon (1760-1825) ialah seorang bangsawan Prancis yang pemikirannya dianggap utopian meski ia seorang pemuja sains, bahkan istilah ‘sosialisme ilmiah’ yang diadopsi kalangan Marxis menunjukkan betapa Marx sendiri terinspirasi Saint-Simon dalam taraf tertentu.

Dipengaruhi orang-orang seperti Marquis de Condorcet dan Emmanuel Sieyes, Saint-Simon mendukung gagasan bahwa masyarakat harus dipimpin oleh para elite tercerahkan dan konstitusi yang rasional. Pada awalnya, ia terasosiasi dengan aliran liberal dari Revolusi Prancis sekaligus menyambut industrialisasi Inggris sebagai kekuatan pembebas – meski belakangan ia menggeser haluan ideologisnya menjadi lebih otoritarian.

Meski ikut mendukung revolusi, ide-ide Saint-Simon terpublikasi secara luas hanya setelah jatuhnya kekaisaran Napoleon pada 1815 hingga kematiannya sepuluh tahun kemudian (1825). Para pengikut dan kolaboratornya meliputi figur seperti sejarawan Augustin Thierry hingga Auguste Comte, pendiri mazhab positivisme.

Antara tahun 1825 hingga 1832, Saint-Simonisme merupakan aliran pemikiran sekaligus gerakan kuasi-religius yang berpengaruh di Prancis dan berbagai negeri jajahannya, khususnya Afrika Utara. Sebagai gerakan politik, kaum Saint-Simonian berpartisipasi dalam mencetuskan revolusi Juli 1830 di Prancis.

Secara garis besar, gagasan Saint-Simon berakar pada ‘organisisme’ era romantik, suatu visi tentang masyarakat sebagai kesatuan yang bersifat hierarkis dan komplementer. Sebagai pemikir yang tumbuh dalam semangat Pencerahan Eropa, ia percaya bahwa peradaban Barat tengah bergerak maju menuju kesempurnaan, dan industrialisasi merupakan sarana untuk itu.

Menurutnya, masyarakat Barat saat itu terbagi menjadi dua kelompok utama. Pertama adalah kelas atau golongan-golongan produktif termasuk para pemodal industri, teknisi dan kaum pekerja. Kedua adalah golongan-golongan ‘parasit’, penghambat kemajuan masyarakat, yaitu para aristokrat yang mendapat kekayaan secara turun-temurun tanpa berusaha, dan kaum agamawan tradisional. Ini juga menjelaskan mengapa gerakan Saint-Simonian kemudian mengklaim diri sebagai Kristen baru untuk menggantikan Kristen lama (Katolik) yang ikut berperan sebagai fondasi feodalisme rezim lama.

Meski menyadari masalah yang ditimbulkan oleh individualisasi masyarakat modern, kaum Saint-Simonian sama sekali tidak menganjurkan untuk kembali pada cara-cara lama; sebaliknya, mereka menantang moralitas tradisional terkait seksualitas dengan mendukung gagasan bahwa perkawinan harus dilandasi oleh kebebasan dan kesetaraan antar gender, termasuk mendukung hak perceraian yang ditabukan oleh gereja Katolik.

Salah satu premis dasar Sajnt-Simon adalah bahwa manusia secara alamiah tidak setara – meski memiliki hak yang sama – dan dapat dibedakan menjadi kelompok pemikir (ilmuwan) motorik (pekerja fisik) dan perasa (seniman dan agamawan). Dalam tulisannya pada tahun 1802, Saint-Simon mengemukakan bahwa kekuatan spiritual peradaban modern terletak pada sains, dan penerapan prinsip saintifik yang terintegrasi – ala kaum ensiklopedis Pencerahan – dalam pengelolaan negara dan masyarakat.

Sementara dalam ‘du systeme industriel’ (1821) ia mengkritik efek disruptif ekonomi liberal ‘laissez faire’ terhadap masyarakat, dan menganggap sistem industri sebagai bentuk ideal untuk mempersatukan masyarakat dalam satu ‘persaudaraan’ atau ‘kesatuan organis’.

Visi bahwa manusia dapat dipersatukan dalam ‘persaudaraan’ (tampaknya dipengaruhi Freemason, organisasi yang juga diikuti para eksponen pendukungnya) melalui industri, juga bahwa standar moral manusia dapat ditingkatkan dengan cara membebaskannya, adalah beberapa aspek yang membuat gerakan ini tampak utopis dan dikesampingkan oleh arus-utama sosialisme.

Reformasi Sosial(is) Fabianisme

Perkumpulan Fabian (Fabian Society) yang didirikan pada awal 1884 tidak memiliki hubungan historis dengan kaum Saint-Simonian meski memiliki sejumlah paralel. Kelompok ini didukung oleh sejumlah intelektual paling terkemuka seperti George Bernard Shaw, Sidney dan Beatrice Webb, Herbert George Wells, hingga Annie Besant.

Tidak seperti Eropa daratan, sosialisme Britania berkembang dalam karakter yang lebih liberal dan kurang sentralistis; sejak awal ia muncul sebagai reformasi untuk perbaikan kondisi kaum pekerja – seperti dalam gerakan ‘Chartist’ antara tahun 1830 hingga 1840-an – sehingga kurang bersifat revolusioner. Nama Fabian berasal dari jenderal Romawi, Fabius Maximus ‘sang penunda’ (the delayer) yang dikenal karena strategi perangnya menghindari konfrontasi terbuka dan lebih mengutamakan cara-cara yang bertahap namun persisten untuk mengikis kekuatan lawan.

Visi kaum Fabian dirumuskan dalam ‘Fabian essays of Socialism’ (1889) yang terdiri dari kuliah para pemuka kelompok ini dan disunting oleh George Bernard Shaw. Model sosialisme Fabian memiliki sejumlah karakteristik mendasar; Pertama, eklektik dan anti-doktriner. Kedua, pragmatis di mana pemikiran kelompok ini langsung bertujuan pada kebijakan-kebijakan rekayasa sosial. Ketiga, evolusioner dan gradual alih-alih revolusioner – kaum Fabian lebih dipengaruhi perspektif Darwinian dan Malthusian dalam analisis sosial-ekonomi.

Berlawanan dengan proletarianisme Marxis, kaum Fabian mendukung peran elite pemikir sebagai garda depan penciptaan masyarakat ‘sosialis’ (dalam pengertian setara dalam kesejahteraan sosio-ekonomis) melalui riset kebijakan sosial, infiltrasi terhadap partai-partai untuk memungkinkan aspirasi yang lebih kuat bagi legislasi sosialis. Seperti kaum Marxis, kaum intelektual Fabian yakin bahwa kapitalisme pasar bebas akan menuju situasi krisis dan kolaps. Hanya saja, bagi mereka pemecahan persoalan tersebut terletak pada perencanaan ekonomi secara rasional – di mana peran dominan pemodal swasta akan diambil alih oleh para teknisi atau manajer profesional. Ini adalah sejenis ‘sosialisme dari atas’ yang membedakan mereka dari partai-partai sosial demokrat di Eropa daratan, atau menurut Bernard Shaw, ‘socialism for superior brains’.

Pendekatan elitis kaum Fabian mendapat kritik dari aliran ‘sosialisme etis/religius’ dan terutama ‘sosialisme gilda’ (guild socialism) sebagai sempalan dari Fabianisme itu sendiri. Kelompok yang pertama diwakili oleh Richard Henry Tawney, sejarawan ekonomi di London School of Economics (LSE) yg bergabung dengan Fabian Society pada 1906. Tawney berpandangan bahwa kapitalisme menghancurkan fondasi etis dari relasi sosial-ekonomi, ketika moral ditempatkan pada ranah privat.

Sementara sosialisme gilda yang dipelopori George Douglas Howard Cole mewakili arus bawah sosialisme Britania dengan mengambil posisi antara Fabianisme dan sindikalisme. Mereka mendukung bentuk sosialisme yang terdesentralisasi di mana inisiatif politik bertumpu pada asosiasi para pekerja model abad pertengahan. Tujuannya adalah suatu demokrasi industrial yang memberi para buruh akses langsung terhadap kontrol kebijakan menyangkut upah dan kesejahteraan. Kaum sosialis gilda menolak pendekatan teknokratis sebagai tidak lebih dari pengalihan sistem pasar bebas menuju kapitalisme negara.

Kesimpulan dan Implikasi

Istilah ‘sosialisme teknokratik’ yang tidak lazim namun saya gunakan di tulisan ini, merupakan prototipe dari model perencanaan ekonomi yang dikembangkan di berbagai negara pembangunan pascakolonial ketika sosialisme masih merupakan pemikiran yang diidealkan. Sistem teknokrasi pada satu sisi merupakan warisan kolonial ketika industrialisasi dan sains diterapkan dalam pembangunan dan ‘pemberadaban’ negeri jajahan.

Baik Saint-Simonisme maupun Fabianisme memiliki perannya dalam hal itu. Namun kemudian ia menjadi tren yang melampaui batas-batas ideologis, khususnya pada periode depresi ekonomi di antara dua perang dunia. Lebih jauh lagi, ia kehilangan muatan sosialisnya ketika bertransformasi menjadi Taylorisme, konsep ‘manajemen ilmiah’ Amerika yang siap pakai dan justru digunakan untuk tujuan-tujuan anti-ideologis dan tentu saja anti-sosialis.

Referensi :
Andrei Znamenski, ‘Socialism as a Secular Creed: A Modern Global History’, Lexington Books, 2021
Jenis Steffek, ‘International Organization As Technocratic Utopia’, Oxford University Press, 2021
Noel Thompson, ‘Political Economy and the Labour Party: The Economics of Democratic Socialism 1884-2005’, Routledge, 2006
Pamela Pilbeam, ‘Saint-Simonians in Nineteenth-Century France: From Free Love to Algeria’, Palgrave Macmillan, 2013

Ilustrasi: reddit.com

31 Comments on “SOSIALISME TEKNOKRATIK: Dari Saint-Simon ke Fabianisme”

  1. أنابيب الصلب الكربوني المستخدمة لنقل المياه عالية الحرارة هي أيضًا إحدى علامات الجودة في مصنع إيليت بايب. تم تصميم هذه الأنابيب لتحمل الظروف القاسية، مما يوفر أداءً موثوقًا في البيئات المتطلبة. بفضل سمعتنا في التميز في العراق، يمكنك الوثوق بأن أنابيب الصلب الكربوني لدينا مصنوعة وفقًا لأعلى المعايير. تعرف على المزيد عبر elitepipeiraq.com.

  2. Keep up the fantastic work! Kalorifer Sobası odun, kömür, pelet gibi yakıtlarla çalışan ve ısıtma işlevi gören bir soba türüdür. Kalorifer Sobası içindeki yakıtın yanmasıyla oluşan ısıyı doğrudan çevresine yayar ve aynı zamanda suyun ısınmasını sağlar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *