Perihal Kegelisahan

Kegelisahan adalah suatu emosi atau perasaan takut yang ditandai dengan rasa cemas dan tidak menyenangkan hati. Kegelisahan tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang irasional. Perasaan ini, tentu berkaitan juga pada hal-hal yang rasional.

Kita justru akan merasa bingung dan menganggap tidak rasional, ketika mendapati seorang narapidana hukuman mati yang telah mengetahui kapan ia akan dihukum mati namun tidak merasa takut. Sebab walaupun rasa takut tidak sepenuhnya rasional, akan tetapi rasa takut yang dialami seseorang adalah hal yang rasional.

Ricky Emanuel dalam bukunya yang berjudul Kegelisahan menyatakan bahwa, hal utama yang ada dalam kegelisahan adalah ketidakpastian.

Kita mengetahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami rasa cemas serta takut pada ketidakpastian dalam menjalani kehidupan. Kita sering kali takut pada anggapan-anggapan dari luar diri kita, begitu pun dari diri sendiri. Padahal semua itu hanyalah ekspektasi berlebihan terhadap suatu hal yang belum kita ketahui secara pasti. Pun harapan-harapan yang terlalu tinggi dalam menjalani kehidupan, yang pada akhirnya melahirkan kekecewaan serta kegelisahan akibat ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan.

Kegelisahan tentu dialami oleh setiap umat manusia walaupun dengan alasan yang berbeda-beda. Sebab, kegelisahan hidup berdampingan dan tumbuh dalam kehidupan manusia. Mengutip Robert Hinshelwood, Ricky Emanuel mengatakan, “Sejarah psikoanalisis adalah sejarah untuk memahami esensi kegelisahan dalam diri manusia.”

Emanuel berpendapat bahwa kegelisahan dalam pandangan Sigmund Freud, meskipun telah mengalami banyak perubahan, namun secara umum terbagi menjadi tiga fase.

Fase pertama adalah kegelisahan yang muncul dalam diri manusia tidak langsung berkaitan dengan pemikiran, melainkan dari libido atau seksual yang terkekang penyalurannya. Hasrat seksual yang terkekang ini, akibat terhambat dalam penyalurannya kemudian akan menumpuk lalu akan menjadi kegelisahan. Penyaluran seksual yang dilakukan secara teratur adalah jalan untuk keseimbangan emosi dan tubuh manusia. Yang mana juga sebagai penekan akan munculnya kegelisahan.

Fase kedua berkaitan dengan represi. Dalam fase ini, keinginan atau hasrat seksual yang ada dalam diri seseorang dari Id primitif dan yang tidak bisa diterima bertentangan dengan norma masyarakat dalam bentuk ego atau superego. Ego (diri) yang terjebak dalam id dan superego, merepresi gagasan-gagasan dari dorongan seksual yang bersifat instingtual dan mengalihkannya pada alam tidak sadar.

Kekuatan-kekuatan yang berhubungan dengan dorongan atau keinginan, kemudian akan dialihkan atau dipergunakan pada hal-hal yang positif. Keadaan represi yang dialami oleh seseorang untuk menghindari rasa cemas, takut dan stress akan berakibat buruk jika tidak langsung dialihkan pada hal-hal yang positif (sublimasi).

Selanjutnya, dalam fase terakhir berkaitan dengan pengalaman traumatis atas keterpisahan total, yang bisa saja berakhir pada kehancuran akibat menanggung ketegangan instingtual dalam dirinya. Kegelisahan ini disebut sebagai kegelisahan otomatis (primer) dan isyarat (primitif).

Kegelisahan otomatis adalah suatu reaksi spontan dari diri individu yang berada dalam situasi ketegangan, akan tetapi berada dalam luar kendali dirinya. Sedangkan kegelisahan isyarat adalah sebuah peringatan atau penekan bagi munculnya perasaan takut akan kehancuran (kegelisahan otomatis). Pengisyaratan ini berperan sangat penting bagi seorang individu untuk pertanda akan adanya bahaya atau ancaman dalam organismenya.

Dengan isyarat-isyarat yang diterima oleh organisme memungkinkannya untuk bersikap waspada terhadap ancaman yang ada. Dengan demikian, kegelisahan memiliki fungsi yang sangat penting bagi seorang individu untuk sebagai pertanda terhadap bahaya serta mampu mengambil sikap dari pertanda yang telah diketahui keberadaannya.

Dewasa ini, manusia begitu mudah dihantui oleh rasa cemas dan kegelisahan. Kegelisahan ini muncul dari faktor-faktor yang begitu beragam. Salah satunya adalah dengan sosial media (Gadget).

Gadget atau sosial media disamping kegunaannya sangat membantu bagi kehidupan manusia, seperti mempermudah dalam berkomunikasi, mengakses informasi serta menambah wawasan ilmu pengetahuan. Selain itu, Gadget juga memberikan dampak negatif yang serius bagi manusia, seperti menjadi manusia anti sosial, suka menyendiri, mudah bosan dan tidak percaya diri.

Dampak negatif yang diberikan oleh Gadget pada kepribadian manusia adalah sebab munculnya rasa kegelisahan. Mengapa demikian? Karena, dalam sosial media manusia lebih mementingkan citra atau tampilan luar dari pada realitas yang sesungguhnya. Selain itu, sosial media juga telah mengikat manusia dalam sistem algoritmanya.

Gadget menyediakan semua beragam aplikasi-aplikasi yang diinginkan oleh manusia, yang mana manusia menjadi sibuk terhadapnya. Akibatnya manusia menjadi pribadi yang tertutup, tidak percaya diri, merasa kesepian dan pada akhirnya menjadi stress dan gelisah.

Kendati demikian, bukan berarti kita harus meninggalkan kecanggihan (Gadget) yang telah diciptakan oleh manusia itu sendiri. Akan tetapi, dengan mengetahui akan buruknya dampak yang dimunculkan oleh Gadget tersebut, menjadikan kita semakin waspada, sadar serta bijaksana dalam menanggapinya.

Dengan kebijaksanaan, kegelisahan-kegelisahan yang menghantui diri kita akan dapat teralihkan kepada suatu hal yang positif, seperti kegelisahan para filsuf yang telah melahirkan karya-karya yang berpengaruh bagi dunia dan kegelisahan para seniman yang telah melahirkan karya lukis yang indah. Pun kegelisahan-kegelisahan dari seorang komika (stand up comedy) yang telah berdamai dengan dirinya, menjadikan kegelisahan yang mulanya adalah tragedi menjadi sebuah pertunjukan komedi.

Sumber Ilustrasi: pinterest.com

About Wendi Tri Putra Nasution

Pelajar Filsafat dan Koodinator Lembaga Filsafat dan Teori Sosial Kritis (LEFTIST)

View all posts by Wendi Tri Putra Nasution →

329 Comments on “Perihal Kegelisahan”

  1. Hello.

    This post was created with XRumer 23 StrongAI.

    Good luck 🙂

  2. Hello!

    This post was created with XRumer 23 StrongAI.

    Good luck 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *